Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

7 Mitos Hal-Hal yang Membatalkan Puasa yang Mungkin Pernah Anda Percayai

Gambar
Bagaimanakah pengalaman Anda saat pertama kali puasa? Tentu Anda akan sedikit bingung, khususnya tentang hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Mungkin Anda dengar rumor-rumor yang beredar bahwa sat puasa tidak boleh melakukan beberapa hal. Dengan maksud agar puasa tidak batal. Tapi, Tahukah Anda ternyata beberapa rumor yang beredar tersebut adalah mitos? Apa saja hal-hal yang membatalkan puasa yang mungkin Anda percayai dan ternyata itu adalah mitos? Berikut 7 mitos hal-hal yang dapat membatalkan puasa. 1. Menangis Mitos yang satu ini tanpa Anda sadari ternyata sudah beredar luas di masyarakat. Konon katanya, siapapun yang saat puasa menangis maka puasanya adalah batal. Padahal kita ketahui bahwa tidak ada korelasi antara menangis dengan puasa. Beda apabila air mata tersebut tertelan dengan sengaja maka puasa akan menjadi batal. 2. Kumur-kumur Kumur-kunur sebenarnya boleh saja dilakukan saat puasa. Yang terpenting adalah jangan sampai airnya tertelan. 3. Berbohong Mungkin s

Habib Umar bin Hafidz Kisahkan Wafatnya Abah Guru Sekumpul

Gambar
Habib Umar bin Hafidz adalah salah satu ulama' masyhur saat ini. Santri-santrinya tersebar luas hingga berbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu santrinya yang masyhur adalah Habib Munzir bin Fuad al-Musawa. Keulamaan dan kewalian Habib Umar bin Hafid diakui oleh banyak kalangan, terlebih dalam menjaga bumi Hadramaut sekarang ini. Nama lengkap Habib Umar adalah Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, Pendiri dan Pengasuh Pesantren Darul Musthofa di Tarim, Hadramaut, Yaman (khusua putera). Istri beliau bernama Syarifah Nuur al-Haidar, Pengasuh Pesantren Daruz-Zahro (khusus puteri). Suatu saat Habib Umar bin Hafidz mengisahkan kewalian Syaikh Zaini Martapura yang biasa dikenal dengan Guru Sekumpul. "Ketika Syaikh Zaini sudah wafat, aku sering melihat Syaikh Zaini di Zanbal (maqom para auliya di Hadramaut) mendatangi para auliya, bertemu dengan para auliya, bertatap muka dengan auliya. Ketika wafatnya Syaikh Zaini tahun 2005, aku lihat langit terbelah. Para mala

Subhanallah. Inilah 2 Penyebab Syeikh Abdul Qodir Al-Jilani Memilih Mazhab Hanbali

Gambar
Para ulama' menuturkan bahwa Imam Abu Hanifah RA (pendiri Mazhab Hanafi) telah bertemu dengan Syeikh Abdul Qodir Al-Jilani secara ruh dan berkata: "Wahai Syeikh Abdul Qodir Al-Jilani, rajanya para Waliyulloh. Apa sebabnya engkau memilih Mazhab Imam Ahmad bin Hanbal (Mazhab Hanbali)?" "Mengapa tidak memilih Mazhabku (Mazhab Hanafi)? Padahal aku termasuk murid kakekmu, yaitu Imam Ja'far Shodiq RA." Syekh Abdul Qodir Al-Jilani menjawab: "Aku memilih Mazhabnya Imam Hanbali karena ada dua sebab: Pertama, karena Mazhab Imam Ahmad bin Hanbal sedikit pengikutnya. Kedua, karena Imam Ahmad bin Hanbal adalah orang miskin. Akupun orang yang miskin, dan kakekku Rasulullah SAW juga memohon kepada Allah Swt untuk dihidupkan kembali, dimatikan dan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang miskin." Atas dua alasan, mengapa aku memilih Mazhab Imam Ahmad bin Hanbal di dalam bersyariat." Allohumma Sholli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa

Gempa yang Menjadi Rahmat

Gambar
Suatu saat Anas mengunjungi Aisyah. "Terangkan kepadaku tentang gempa? Tanyanya. Gempa terjadi bila maksiat merajalela, perzinaan, minuman keras, dan dosa-dosa besar dianggap biasa. Allah pun memerintahkan, Timpakan gempa kelas mereka", jelas Aisyah. Apakah ia termasuk azab? Tanyanya lagi. " Tidak! Ia rahmat dan peringatan bagi kaum muslimin, sementara bagi mereka yang kafir, itu adalah azab dan siksa!", tegas Aisyah. Rasulullah saw. bersabda; "Kalian harus mewaspadai dosa-dosa kecil, kelak ia akan menumpuk dan membinasakan kalian" (H.R.Ahmad) Anas bin Malik berkata, "Kalian telah banyak melakukan dosa kecil , yang di masa Rasulullah itu merupakan dosa besar yang bisa menghancurkan" Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nur/24:15: "(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia di sisi

Kisah Pemimpin yang Haus Nasihat

Gambar
Suatu saat, Umar r.a. seorang diri tengah pulang dari kunjungannya ke Syam Syiria menuju Madinah untuk melihat kehidupan rakyatnya dari dekat. Beliau bertemu dengan seorang nenek tengah beristirahat di gubuknya. Lalu, Umar bertanya kepada nenek itu. "Apa yang dilakukan oleh Umar sekarang?" Nenek itu menjawab, "Ia telah pulang dari kunjungannya ke Syam dengan selamat." "Bagaimana menurutmu tentang pemerintahannya?" tanya Umar r.a lagi. "Tentang ini, aku berharap semoga Allah Swt. tidak membalasnya dengan kebaikan," Jawab nenek itu. "Kenapa begitu?" selidik Umar. "Karena aku tidak mendapatkan satu dinar atau satu dirham pun darinya sejak ia menjabat sebagai Amirul Mu'minin," Ujar nenek itu lagi. Umar segera menimpali, "Bagaimana kalau Umar tidak tahu keadaanmu karena kamu berada di tempat seperti ini?" Nenek itu balas menjawabnya, "Subhanallah! demi Allah, aku tidak pernah mengira bahwa ada ses

Hukum Mengumandangkan Adzan Kepada Bayi yang Baru Lahir

Gambar
Adzan biasa dikumandangkan saat akan diberlangsungkan shalat lima waktu. Adzan pun tidak hanya dikumandangkan ketika akan shalat fardhu saja, melainkan dikumandangkan pada saat bayi yang baru lahir. Lalu, bagaimana hukumnya? Simak penjelasannya sebagai berikut. Salah satu bentuk pendidikan anak yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah mengumandangkan adzan kepada bayi yang baru lahir. Bagaimanakah hukumnya melakukan hal tersebut? Apakah tindakan seperti itu dicontohkan oleh Rasulullah SAW? Para ulama sepakat bahwa sunnah hukumnya mengumandangkan adzan dan iqamah pada saat seirang bayi baru lahir. Dalam Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, juz I, hal 61, dinyatakan bahwa adzan disunnahkan untuk perkara selain shalat. Diantaranya adalah adzan di telinga anak yang baru lahir. Seperti halnya sunnah untuk melakukan iqamah di telinga kirinya. Kesunahan tersebut dapat diketahui dari sabda Nabi SAW yang diriwayatkan dari Abu Rafi' : Lalu, bagaimanakah dengan fadhilah da

Lebih Utama Membaca Al-Qur'an dengan Suara Keras atau Pelan?

Gambar
Membaca Al-Qur'an termasuk ibadah. Di masa ini, masih banyak masyarakat yang bingung, manakah yang lebih utama membaca Al-Qur'an dengan suara keras atau pelan. Untuk menjawab persoalan tersebut, kita bisa menyimak hadist berikut. Dari Uqbah bin Amir ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang membaca Alquran dengan suara keras adalah seperti orang yang bersedekah terang-terangan, dan orang yang membaca Alquran dengan suara perlahan adalah seperti orang yang bersedekah bersembunyi-bunyi." (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i, dan Hakim). Pada saat yang lain membaca Al-Qur'an dengan suara pelan itu lebih baik jika ternyata dapat mengganggu orang lain atau dikhawatirkan riya' dan lainnya. Oleh karena itu, membaca Al-Qur'an dengan suara keras itu lebih sesuai dan kadangkala membaca Al-Qur'an dengan suara pelan pun lebih sesuai. Banyak dalil yang mengatakan membaca Al-Qur'an dengan suara pelan itu lebih baik, berdasarkan hadist di atas. Imam Baih

Bolehkah Berpuasa Pada Hari Jumat?

Gambar
Selain berpuasa di Bulan Ramadhan, Umat Islam juga dianjurkan untuk melakukan puasa sunah. Berbeda dengan puasa wajib, puasa sunah ada yang ditentukan waktunya dan adapula yang boleh dilakukan kapanpun selama tidak dilakukan pada waktu yang diharamkan untuk berpuasa, seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Hari Tasyriq, dan lain-lain. Bagaimanakah dengan hari Jumat? Apakah diperbolehkan berpuasa pada hari Jumat atau tidak? Pasalnya, selain 2 hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), Allah SWT juga menjadikan hari Jumat sebagai hari yang spesial bagi Umat Islam. Dalam riwayat hadist Ibnu Abbas dijelaskan, Rasulullah SAW berkata, "Ini (Jumat) adalah hari Id yang dijadikan Allah SWT untuk kaum Muslimin," (HR Al-Thabarani). Oleh karena itu, menurut sebagian ulama,  berpuasa pada hari Jumat dimakruhkan karena hari Jumat dianggap sebagai hari raya. Kemakruhan berpuasa pada hari Jumat ini berlaku bila sebelum atau sesudahnya tidak puasa. Pendapat ini merujuk pada hadist ri

Kisah Istighfar Syaikhona Kholil Bangkalan

Gambar
Pada suatu hari,  Syaikhona Kholil kedatangan tiga tamu yang menghadap secara bersamaan. Sang kyai bertanya kepada tamu yang pertama, "Sampeyan ada keperluan apa? " Saya pedagang, kyai. Tetapi hasil tidak didapat, malah rugi terus-menerus", ucap tamu pertama. Beberapa saat kemudian Syaikhona Kholil menjawab dengan mantap. "Jika kamu ingin berhasil dalam berdagang, perbanyak baca istighfar!" Kemudian Syaikhona Kholil bertanya kepada tamu kedua, "Sampeyan ada keperluan apa? " "Saya sudah berkeluarga selama 18 tahun, tapi sampai saat ini belum diberi keturunan", kata tamu kedua. Setelah memandang kepada tamunya tersebut, Syaikhona Kholil memjawab, "Jika kamu ingin punya keturunan, perbanyak baca istighfar!" Kini, tiba giliran tamu yang ketiga, Syaikhona Kholil juga bertanya, "Sampeyan ada keperluan apa?" "Saya usaha tani,  Kyai. Namun makin hari, hutang saya makin banyak sehingga tak mampu membayarnya&quo

Mengenal Sekilas 4 Madzhab dalam Ilmu Fiqih

Gambar
Ahlussunnah wal Jama'ah berhaluan dengan empat madzhab, yaitu Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, Madzhab syafi'i, dan Madzhab Hambali. Mayoritas umat Islam pun juga mengakui bahwa imam yang empat adalah Imam Hanafi, Imam Syafi'i, Imam Maliki, dan Imam Ahmad bin Hanbal. Keempat imam tersebut memenuhi persyaratan sebagai mujtahid. Oleh karena itu, para ahli fiqih memfatwakan kepada Umat Islam untuk mengikuti salah satu madzhab dari empat madzhab tersebut. Madzhab Hanafi Madzhab Hanafi didirikan oleh Imam Abu Hanifah An-Nu'man bin Tsabit. Beliau lahir pada tahun 80 H di Kufah dan wafat pada tahun 150 H. Madzhab Hanafi dikenal sebagai madzhab Ahli Qiyas (akal) karena hadist yang sampai ke Irak sedikit, sehingga beliau banyak menggunakan Qiyas. Imam Hanafi dikenal sebagai ulama yang cerdas, pengasih, dan ahli tahajud dan fasih membaca Al-Qur'an. Beliau pernah ditawari untuk menjadi hakim pada masa Bani Umayyah yang terakhir, namun beliau menolak. Madzhab Hanafi berk

Kisah Imam al-Ghazali Masuk Surga karena Lalat

Gambar
Tentu kita semua bisa menghitung, berapa banyak pahala Imam al-Ghazali? Banyak sekalu kitab-kitab ternama yang telah beliau karang, salah satunya adalah kitab Ihya' 'Ulumuddin. Apabila orang yang mempelajari kitab Ihya' Ulumuddin yang beliau susun merupakan pahala, lalu berapakah pahalanya yang mengalir kepada beliau? Setelah Imam al-Ghazali wafat, ada salah seorang yang bermimpi bertemu beliau. Kemudian orang tersebut menanyakan keadaan Imam al-Ghazali di alam barzakh. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Imam al-Ghazali bahwa beliau mendapatkan kenikmatan bukan karena amaliyahnya di dunia yang bukan berupa kitab atau sebagainya, justru karena lalat. Pada zaman dahulu, dunia literasi belum semodern dengan sekarang. Jika ingin menulis maka harus menggunakan pena, sedangkan pada saat itu tinta tidak terdapat dalam pena. Cara menuliskan pena itu dengan cara dicelupkan di dalam tinta. Setelah digoreskan sesaat, tunta tersebut habis dan perlu dicelupkan kembali di wadah tinta.