Sering disamakan, Inilah Perbedaan antara Ilusi, Delusi, dan Halusinasi

Dalam masyarakat terdapat segelintir orang yang mempersepsi ilusi, delusi, dan halusinasi sebagai hal yang sama. Padahal kenyataannya ketiga istilah tersebut berbeda. Contohnya adalah klien yang mengalami gangguan psikologis, seperti gangguan psikotik yang mengalami ketiga kondisi tersebut umumnya sulit membedakan antara hal yang nyata dengan tidak nyata.

Bagaimana perbedaan ilusi, delusi, dan halusinasi?
Ilusi: kondisi di mana seseorang salah mempersepsikan sebuah stimulus atau lebih yang ada.
Contoh: orang yang mengalami ilusi menganggap suara yang didengar adalah suara orang yang berjalan padahal sebenarnya suara tersebut adalah desiran angin. 
Dalam contoh ini, orang tersebut salah dalam mempersepsi stimulus auditori. Akibatnya, orang tersebut mengalami kondisi yang disebut sebagai ilusi. 

Delusi: kondisi di mana seseorang tidak bisa membedakan antara hal yang nyata dengan tidak nyata. 
Contoh: orang yang mengalami delusi atau yang juga disebut sebagai waham menganggap bahwa dirinya telah menemukan suatu penemuan yang hebat, padahal penemuan tersebut di mata orang normal adalah hal yang biasa. 
Dalam contoh ini, orang tersebut tidak bisa membedakan hak yang nyata dengan tidak nyata. Akibatnya, orang tersebut mengalami kondisi yang disebut sebagai delusi.

Halusinasi: kondisi di mana seseorang merasakan stimulus yang pada kenyataannya tidak ada. 
Contoh: seseorang mendengar suara tepuk tangan, padahal tidak ada suara apapun yang terdengar. 
Dalam contoh ini, orang tersebut mendengar stimulus auditori yang mana stimulus tersebut sebenarnya tidak ada. Akibatnya, orang tersebut mengalami kondisi yang disebut sebagai halusinasi. 

Demikian mengenai perbedaan ilusi, delusi, dan halusinasi. Semoga bisa semakin menambah wawasan kita mengenai kesehatan mental. 
Baca Juga

Komentar

Artikel Populer

Mengenal 4 Kitab Samawi

Sejarah Syekh Samman al-Madani al-Hasani

Misteri Nabi Khidir

Sejarah Hidup Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Pemimpin Paling Demokratis di Mata Dunia