Sejarah K.H.Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah)



K.H.Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) adalah ulama sekaligus pahlawan nasional. Beliau adalah putra keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H.Abu Bakar (ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta pada masa itu) dan ibu K.H.Ahmad Dahlan adalah putri H.Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.

Silsilah K.H.Ahmad Dahlan

K.H.Ahmad Dahlan memiliki nasab sampai Rasulullah SAW. Selain itu, K.H.Ahmad Dahlan merupakan keturunan ke 12 dari Maulana Malik Ibrahim (pendiri Walisongo). Berikut silsilah K.H.Ahmad Dahlan dari Rasulullah SAW:
  • Nabi Muhammad SAW
  • Fatimah az-Zahra
  • Al-Husain putra Ali bin Abu Tholib dan Fatimah az-Zahra binti Muhammad SAW
  • Al-Imam Sayyidina Hussain
  • Sayyidina 'Ali Zainal Abidin bin
  • Sayyidina Muhammad Al-Baqir bin
  • Sayyidina Ja'far As-Sodiq bin
  • Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
  • Sayyid Muhammad An-Naqib bin
  • Sayyid 'Isa Naqib Ar-Rumi bin
  • Ahmad al-Muhajir bin
  • Sayyid Al-Imam 'Ubaidillah bin
  • Sayyid Alawi Awwal bin
  • Sayyid Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
  • Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
  • Sayyid Ali Kholi' Qasim bin
  • Muhammad Sohib Mirbath (Hadramaut) bin
  • Sayyid Amir 'Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad,India) bin
  • Sayyid Abdullah Al-'Azhomatu Khan bin 
  • Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin  Al-Khan bin
  • Sayyid Syekh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Al-Khan bin
  • Sayyid Maulana Malik Ibrahim Asmorokaqandi/Syekh Samsu  Tamres 
  • Adipati Andayadiningrat/Kyai Ageng Pengging Sepuh/Syarif Muhammad Kebungsuan II 
  • Kyai Ageng Kebo Kanigoro bergelar Kyai Ageng Banyu Biru bergelar Kyai Gribig I bergelar Sunan Geseng 
  • Ki Ageng Gribig II 
  • Ki Ageng Gribig III / Kyai Getayu 
  • Ki Ageng Gribig IV 
  • Ki Demang Juru Sapisan 
  • Ki Demang Juru Kapindo 
  • Kyai Ilyas 
  • Kyai Murthda 
  • K.H.Muhammad Sulaiman 
  • K.H.Abu Bakar 
  • K.H.Ahmad Dahlan
Pendidikan K.H.Ahmad Dahlan

Pada usia 15 tahun, Muhammad Darwis (K.H.Ahmad Dahlan) pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun dan pada saat itulah, beliau berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu Islam. Beberapa tokoh pembaru islam tersebut antara lain:
  1. Muhammad Abduh
  2. Al-Afghani
  3. Rasyid Ridha
  4. Ibnu Taimiyah
Ketika pulang ke kampungnya, Muhammad Darwis mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan.

Pada tahun 1903, K.H.Ahmad Dahlan kembali menimba ilmu di Mekah dan menetap selama 2 tahun. Pada masa ini, K.H.Ahmad Dahlan berguru kepada Syekh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU (Nahdlatul Ulama),K.H.Hasyim Asy'ari. Selanjutnya pada tahun 1912, K.H.Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Kampung Kauman, Yogyakarta.

Pendirian Muhammadiyah

Awalnya perkumpulan Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 dan mendapatkan dukungan dari Gubernur Jenderal Belanda di Jakarta pada tanggal 22 Agustus 1914. Al-Habib Abdullah bin Alwi Alattas (seorang staf Jamiat Kheir) sangat berperan dalam usaha K.H.Ahmad Dahlan menghadapi kegiatan Missi dan Zending di Jawa ini, beliau memberikan bantuan untuk perkumpulan Muhammadiyah.

Akhir Hayat

Pada usia 54 tahun, tepatnya pada tanggal 23 Februari 1923, K.H.Ahmad Dahlan wafat di Yogyakarta. Beliau dimakamkan di Kampung Karangkajen, Brontokusuman, wilayah bernama Mergangsan di Yogyakarta.
Baca Juga

Komentar

Artikel Populer

Mengenal 4 Kitab Samawi

Sejarah Syekh Samman al-Madani al-Hasani

Misteri Nabi Khidir

Sejarah Hidup Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Pemimpin Paling Demokratis di Mata Dunia