Kisah Sunan Drajat, Wali yang Humanis dan Berjiwa Sosial



    Sunan Drajat adalah salah seorang anggota wali songo yang menyebarkan agama Islam di daerah Lamongan. Sunan Drajat lahir pada tahun 1470 Masehi. Beliau merupakan putera dari pasangan Sunan Ampel dengan Nyi Ageng Manila (Dewi Condrowati). Sunan Drajat juga merupakan satu dari empat bersaudara. Saudara beliau diantaranya adalah Sunan Bonang, Siti Muntisiyah (istri Sunan Giri), Nyi Ageng Maloka (istri Raden Patah), dan seorang puteri yang dipersunting oleh Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Qosim atau Syarifudin. Sunan Drajat diketahui memiliki banyak nama diantaranya:
1.Masaikh Munat
2.Pangeran Kadrajat
3.Pangeran Syarifudin
4.Syekh Masakeh
5.Maulana Hasyim
6.Raden Imam
7.Sunan Muryapada
8.Sunan Mahmud

Dakwah dan prestasi Sunan Drajat

Sunan Drajat adalah wali yang dikenal cerdas. Setelah menguasai ilmu agama Islam, Sunan Drajat mendirikan Pesantren Dalem Duwur di Desa Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan. Pesantren inilah yang dijadikan Sunan Drajat sebagai pusat penyebaran agama Islam di Lamongan. Tempat ini merupakan pemberian dari Raden Patah (Raja Demak yang pertama). Selain itu, Sunan Drajat dianugerahi gelar Sunan Mayang Madu pada tahun  1442 Saka / 1520 Masehi. Pemberian gelar ini sebagai bentuk penghargaan terhadap Sunan Drajat atas keberhasilannya dalam menyebarkan agama Islam dan menanggulangi kemiskinan yang ada di masyarakat.

Wali yang humanis

Sunan Drajat dikenal sebagai wali yang berjiwa sosial tinggi. Beliau senantiasa memperhatikan nasib kaum fakir miskin. Yang pertama kali dikedepankan oleh Sunan Drajat adalah kesejahteraan umat selanjutnya baru  memberikan pemahaman mengenai ajaran agama Islam. Usaha Sunan Drajat ini menjadi semakin mudah karena Sunan Drajat memperoleh kewenangan untuk mengatur wilayahnya yang mempunyai otonomi. Selain itu, Sunan Drajat memegang kendali di Keprajan di daerah Perdikan Drajat sebagai otonom Kerajaan Demak selama 36 tahun.

Ajaran Sunan Drajat

Ajaran Sunan Drajat merupakan ajaran yang kaya akan filosofi. Filosofi Sunan Drajat dalam mengentaskan kemiskinan terabadikan  dalam sap tangga ketujuh dari tataran kompleks Makam Sunan Drajat. Secara lengkap, makna filosofi ketujuh sap tangga tersebut antara lain:
1.Memangun resep tyasing Sasomo
Artinya: Kita selalu membuat senang hati kepada orang lain.
2.Jroning suka kudu eling lan waspada
Artinya: Dalam keadaan senang, kita harus selalu ingat dan waspada.
4.Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah
Artinya: Dalam perjalanan mencapai cita-cita yang luhur, kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan.
4.Meper Hadraning Panca Driya
Artinya: Kita harus menekan gelora hawa nafsu.
5.Heneng-Hening-Henung
Artinya:Dalam keadaan diam kita akan mendapatkan keheningan dan dalam hening itulah kita mampu mencapai cita-cita yang luhur.
6.Guna Panca Waktu
Artinya:Kebahagiaan lahir dan batin hanya bisa didapatkan dengan shalat 5 waktu.
7.Empat Ajaran Pokok  (Catur Piwulang) Sunan Drajat
A.Menehono teken marang wong kang wutha
Artinya: Berilah tongkat kepada orang yang buta
Makna: Berilah ilmu kepada orang yang bodoh. 
B.Menehono pangan marang wong kang luwe
Artinya: Berilah makanan kepada orang yang kelaparan.
Makna: Sejahterakanlah kehidupan orang yang miskin.
C.Menehono busana marang wong kang kawudan
Artinya: Berilah pakaian kepada orang yang telanjang.
Makna: Ajarilah kesusilaan terhadap orang yang tidak punya rasa malu.
D.Menehono payung marang wong kang kodanan
Artinya: Berilah payung kepada orang yang kehujanan.
Makna: Kita harus memberikan perlindungan kepada orang yang miskin.

Karomah Sunan Drajat

Sunan Drajat adalah wali yang sakti. Beliau dikaruniai banyak karomah oleh Allah SWT. Salah satu karomahnya adalah mengatasi makhluk halus. Menurut sahibul kisah, suatu ketika Sunan Drajat membuka lahan baru di daerah perbukitan selatan. Para makhlus halus marah dengan dibukanya hutan rimba tersebut. Akhirnya, makhluk halus tersebut meneror warga dan menyebarkan penyakit. Karena karomah Sunan Drajat, makhluk halus tersebut dapat diatasi dengan mudah. Sunan Drajat beserta para pengikutnya membuka permukiman baru seluas ± 9 Hektar.

Wafatnya Sunan Drajat

Sunan Drajat wafat pada tahun 1552 Masehi. Beliau dimakamkan di Desa Drajad,Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Tidak jauh dari Makam Sunan Drajat terdapat sebuah museum sejarah.
Baca Juga

Artikel Populer

Mengenal 4 Kitab Samawi

Sejarah Syekh Samman al-Madani al-Hasani

Misteri Nabi Khidir

Sejarah Hidup Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Pemimpin Paling Demokratis di Mata Dunia