Sejarah Berdirinya NU (Nahdlatul 'Ulama)



Nahdlatul 'Ulama (Kebangkitan 'Ulama / Kebangkitan Cendekiawan Islam) yang disingkat NU adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 (16 Rajab 1344). Organisasi ini bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Tujuan NU didirikan adalah keagamaan dan sosial (Islam).

Sejarah

Semenjak adanya peristiwa Kebangkitan Nasional pada tahun 1908, terbentuklah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Dua tahun kemudian, didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran) dengan tujuan sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ, kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar (Pergerakan Kaum Saudagar) .Serikat tersebut dijadikan sebagai basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Kaum Saudagar) maka Taswirul Afkar selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di sejumlah kota.

Berangkat dari munculnya berbagai komite dan organisasi yang bersifat ad hoc dan embrional maka dirasa perlunya sebuah organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis guna untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkoordinasi dengan beberapa kyai, karena tidak terakomodir kyai dari kalangan tradisional untuk mengikuti Konferensi Islam Dunia yang ada di Indonesia dan Timur Tengah, akhirnya muncul kesepakatan dari ulama pesantren untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul 'Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 31 Januari 1926 (16 Rajab 1344) di Kota Surabaya. Organisasi ini dipimpin oleh Hadratussyekh K.H.Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.

Paham Keagamaan NU

NU (Nahdlatul 'Ulama) menganut paham Ahlussunnah wal Jama'ah, yaitu sebuah pola pikir yang mengambil  jalan tengah antara rasionalis dengan skripturalis. Oleh karena itu, sumber hukum Islam bagi NU tidak hanya Al-Qur'an dan Hadist, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Dengan demikian, NU merujuk pada pemikir terdahulu seperti Abu al-Hasan al-Asy'ari dan Abu Mansur al-Maturidi dalam bidang teologi. Sementara dalam bidang fiqih, NU mengakui 4 mazhab yaitu Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, Madzhab Syafi'i,dan Madzhab Hambali. Di antara 4 madzhab tersebut, NU cenderung kepada madzhab Syafi'i. Selain itu, dalam bidang tasawuf NU mengembangkan metode Imam Ghazali dan Syekh Junaid al-Baghdadi.

Tujuan dan Usaha NU

Organisasi NU (Nahdlatul Ulama) didirikan dengan dengan tujuan yaitu untuk menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah wal Jama'ah di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

NU memiliki beberapa usaha (program) yaitu:

1.Bidang Agama
Melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
2.Bidang Pendidikan
Menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam untuk membentuk muslim yang bertakwa,berbudi luhur,dan berpengetahuan luas.
3.Bidang Sosial Budaya
Mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
4.Bidang Ekonomi
Mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.
5.Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.


Baca Juga

Artikel Populer

Mengenal 4 Kitab Samawi

Sejarah Syekh Samman al-Madani al-Hasani

Misteri Nabi Khidir

Sejarah Hidup Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Pemimpin Paling Demokratis di Mata Dunia